Zaman Logam : Hasil Kebudayaan, Teknologi dan Kehidupan Sosial Budaya
Sejarah Zaman Logam atau Perunggu - Apa itu zaman logam ? Masa ini bisa disebut sebagai zaman dimana manusia di Nusantara telah mampu mengolah dan melebur logam. Darimana mereka mempelajari semua itu? Kepandaian mengolah dan melebur logam didapat dari pengaruh kebudayaan Dongsong (Vietnam). Pada artikel kali ini kita akan mengulas mengenai zaman logam, mulai dari Manusia pendukung, ciri ciri, manusia pendukung, kehidupan sosial, pembagian, teknologi, kepercayaan, dan peninggalan zaman logam
Kebudayaan Perunggu pada zaman logam di Nusantara berasal dari Asia Tenggara yang masuk pada tahun 500 sebelum masehi. Walaupun pada masa ini alat-alat yang terbuat dari logam sudah banyak dibuat dan digunakan, akan tetapi alat dari kebudayaan sebelumnya yang terbuat dari batu dan gerabah masih tetap ada serta tetap dipergunakan.
Pedang Perunggu |
Manusia Pendukung Zaman Logam atau Perunggu
Manusia pendukung pada zaman logam atau zaman perunggu yaitu merupakan pendatang dari Asia Tenggara Daratan. Manusia jenis ini sering disebut dengan Deutro Melayu atau Melayu Muda. Manusia-manusia pendatang ini membawa kebudayaan dari Dongsong (Vietnam), yakni kebudayaan perunggu Asia Tenggara.
Baca Juga : Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Manusia jenis Deutro Melayu merupakan Nenek Moyang dari suku bangsa Jawa, Bugis, Bali, Madura, dan sebagainya. Akan tetapi, pada zaman ini ada proses dimana manisia Deutro Melayu berbaur dengan Melayu Mongoloid (Proto dan Deutro Melayu) dengan penduduk Asutra Melanesoid atau bisa disebut juga Papua Melanosoid. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa rangka-rangka manusia di Jawa. Sumba, Sulawesi dan Timor yang menunjukan ciri-ciri Melayu Mongoloid dan Austro Melanosoid.
Baca Juga : Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Manusia jenis Deutro Melayu merupakan Nenek Moyang dari suku bangsa Jawa, Bugis, Bali, Madura, dan sebagainya. Akan tetapi, pada zaman ini ada proses dimana manisia Deutro Melayu berbaur dengan Melayu Mongoloid (Proto dan Deutro Melayu) dengan penduduk Asutra Melanesoid atau bisa disebut juga Papua Melanosoid. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa rangka-rangka manusia di Jawa. Sumba, Sulawesi dan Timor yang menunjukan ciri-ciri Melayu Mongoloid dan Austro Melanosoid.
Kehidupan Sosial Budaya Manusia Zaman Logam
Bagaimana kehidupan sosial budaya pada zaman logam? Pada zaman ini, kehidupan sosialnya cukup menarik untuk kita pelajari. Manusia pada saat itu hidup di daerah pegunungan, dataran rendah dan tepi pantai. Mereka hidup di perkampungan-perkampungan yang sudah teratur dan memiliki pemimpin. Beberapa bukti mengenai sisa kehidupan mereka sudah ditemukan di daerah seperti Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Sumba, Sumbawa dan di beberapa pulau di Maluku serta NTT.
Hasil Kebudayaan Zaman Logam
Hasil-hasil kebudayaan zaman logam atau bisa disebut zaman perunggu sangat bervariasi dan banyak jumlahnya. Mulai dari kapak, arca-arca, bejana perunggu, benda dari besi dan gerabah. Berikut ini beberapa hasil kebudayaan zaman logam yang harus kita ketahui, meliputi :
1. Kapak Corong (Kapak Sepatu)
Hasil kebudayaan zaman logam yang cukup terkenal adalah kapak corong. Kapak dengan bentuk menyerupai corong pada bagian atasnya, fungsi corong tersebut untuk memasukkan tangkai kayu. Peninggalan zaman logam berupa kapak corong banyak ditemukan di daerah seperti : Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Bali, dekat Danau Sentani dan Papua.
2. Nekara
Peninggalan atau hasil kebudayaan zaman logam yang kedua yaitu nekara. Nekara merupakan genderang besar yang terbuat dari perunggu. Hasil kebudayaan ini banyak ditemukan di daerah seperti : Sumatera, Jawa, Bali dan Kepulauan Kei.
3.Bejana Perunggu
Hasil kebudayaan zaman logam ini bentuk bulat panjang, ditemukan di daerah Sumatera dan Madura.
4. Arca-arca Perunggu
5. Benda-benda Perunggu
6. Benda-benda Besi
7. Gerabah
Teknologi Zaman Logam atau Zaman Perunggu
Bagaimana kemajuan teknologi zaman logam? Beberapa hasil kebudayaan zaman logam atau zaman perunggu yang sudah disebutkan diatas dibuat dengan dua teknik yaitu teknik bivalve dan teknik a cire perdue. Pertama, teknik bivalve (setangkap), teknik ini menggunakan 2 cetakan yang dapat di rapatkan. Pada bagian atasnya, terdapat lubang yang berfungsi menuangkan logam cair. Apabila perunggu sudah dingin, maka cetakan dibuka.
Kedua, teknik A Cire Perdue (Cetakan Lilin). Teknik kedua ini diawali dengan membuat bentuk benda logam dari lilin yang berisi tanah liat sebagai intinya. Bentuk lilin ini dihiasi dengan berbagai pola sebelum perunggu cair dituangkan kedalam lubang. Cetakan teknik lilin hanya dapat digunakan satu kali saja.
Baca Juga :
Demikian pembahasan mengenai Sejarah Zaman Logam (Perunggu) : Hasil-Hasil Kebudayaan, Teknologi dan Kehidupan Sosial Budaya. Semoga bermanfaat bagi pemabca semua, sekian terima kasih.
Comments
Post a Comment