Dampak Pertempuran Ambarawa Positif dan Negatif
Dampak Pertempuran Ambarawa dapat kita ketahui setelah menganalisis peristiwa bersejarah ini lebih detail, baik dari buku-buku sejarah atau sumber lain di internet yang mudah kita cari setiap hari dan setiap saat. Dampak pertempuran Ambarawa dibagi menjadi dua, positif dan negatif. Pertempuran Ambarawa merupakan perlawanan pasukan militer Indonesia beserta rakyat terhadap pihak Sekutu, terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah (dekat dengan Magelang dan Semarang). Dikenal dengan nama Palagan Ambarawa, peristiwa tembak-menembak antara pasukan Sekutu dan pejuang Indonesia pertama kali terjadi pada tanggal 23 November 1945, di pagi hari saat matahari mulai terbit.
Salah satu dampak pertempuran Ambarawa adalah kegiatan ekonomi di wilayah tersebut terganggu, bahkan berhenti untuk sesaat. Lalu, apa sebenarnya latar belakang dari pertempuran ini? Dikutip dari wikipedia, pertempuran Ambarawa disebabkan karena pihak sekutu mempersenjatai tawanan Belanda yang telah dibebaskan. Padahal sebelumnya pihak Sekutu dibawah pimpinan Brigadir Bethell saat mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 disambut baik oleh pemerintah Jawa Tengah, terutama dari Gubernur saat itu bernama Mr Wongsonegoro yang memberikan bahan makanan dan perlengkapan lain.
Tujuan kedatangan pasukan Sekutu awalnya hanya membebaskan tawanan, tapi tidak untuk mempersenjatainya. Kelakuan Sekutu memancing kemarahan pihak Indonesia yang kemudian muncul insiden bersenjata di kota Magelang sebelum berlanjut ke Ambarawa. Setelah berhasil membebaskan tawanan, tentara Sekutu bertindak seolah-olah sebagai penguasa (pemenang) bahkan sampai mencoba melucuti pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Tindakan sewenang-wenang tersebut dibalas dengan pengepungan pasukan Sekutu dari segala arah. Namun, kemarahan pejuang Indonesia dapat diredam berkat datangnya Presiden Soekarno.
Pasukan Sekutu kemudian bergeser ke wilayah Ambarawa. Di lokasi ini, dibawah lindungan pasewat Mustang yang berkeliaran di langit Ambarawa, mereka berusaha menguasai dua Desa. Perlawanan dari pihak Indonesia kembali mencuat, kali ini dibawah pasukan pimpinan Letkol Isdiman. Namun, beliau gugur saat terjadi serangan yang dilakukan pihak musuh. Perjuangan perlawanan kemudian dilanjutkan dibawah pimpinan Kolonel Sudirman. Selama 4 hari, tepat pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Sekutu dapat dikalahkan, Ambarawa berhasil direbut kembali dan pihak Sekutu terdesak menuju ke Semarang. Nah, itulah sedikit pembahasan sebab dan proses pertempuran. Lalu, apa saja dampak pertempuran Ambarawa? Berikut penjelasannya.
Dampak Negatif Pertempuran Ambarawa
- Seperti pertempuran lain pasca kemerdekaan, perlawanan ini juga mengakibatkan hilangnya nyawa, terutama dari pihak Indonesia.
- Gugurnya Letkol Isdiman Suryokusumo akibat serangan dari pesawat Mustang. Ia terkena luka dibagian paha, lalu dalam perjalanan menuju rumah sakit beliau wafat. Letnan Kolonel Isdiman merupakan salah satu orang kepercayaan Kolonel Sudirman saat itu.
- Keamanan rakyat (penduduk setempat) Ambarawa dan Magelang terancam, bahkan mengakibatkan penduduk sipil meninggal.
- Aktivitas perekonomian dan kehidupan sosial di wilayah pertempuran terhenti, yang bisa mereka lakukan hanya berlindung dari serangan-serangan pasukan Sekutu yang mengancam keselamatannya.
Dampak Positif Pertempuran Ambarawa
- Kekalahan pasukan Sekutu menciutkan nyali pihak Belanda, kekuatan mereka melemah, kemudian semakin terdesak di Wilayah Indonesia.
- Pasukan militer dan pejuang rakyat Indonesia berhasil memukul mundur pihak Sekutu serta NICA ke Semarang, wilayah kedaulatan Indonesia berhasil direbut kembali.
- Keberhasilan pertempuran yang berlangsung di Ambarawa membuat semangat juang di daerah lain semakin berkobar.
Baca Juga :
Itulah 4 dampak negatif pertempuran Ambarawa dan 3 dampak positifnya. Semoga bermanfaat
Comments
Post a Comment